Berikutbacaan Surat Hud lengkap dalam tulisan Arab, latin dan artinya. Inilah Bacaan Surat Hud Ayat 1-20: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اُحْكِمَتْ اٰيٰتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتْ SurahHud. Surah ke-11. 123 ayat. Makkiyyah. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ayat 1-5: Menerangkan kemukjizatan Al Qur'an dalam shighat (bentuk)nya dan susunannya yang indah, perintah menyembah hanya kepada Allah, bukti-bukti keesaan dan QuranSurat Hud Ayat 24. Bacaan QS 11:24 dalam huruf latin. Mathalu alfareeqayni kaalaAAma waalasammi waalbaseeri waalssameeAAi hal yastawiyani mathalan afala tathakkaroona. Quran surat Hud ayat 24 dalam bahasa Arab. مَثَلُ الْفَرِيقَيْنِ كَالْأَعْمَىٰ وَالْأَصَمِّ وَالْبَصِيرِ وَالسَّمِيعِ ۚ هَلْ YukSimak 303+ surah hud latin. APLIKASI AL-QURAN LATIN TERJEMAH Fitur. 17 Surah Isra Latin PDF. Quran Surat Hud Ayat 43. Cek jugalatin dan surah hud latin 14 Surah Ibrahim Latin PDF.. Surah Al-Jinn 721 Say O Prophet It has been revealed to me that a group of jinn listened to the Quran and said to their fellow jinn. Note Anda juga dapat membaca surat yasin latin Surat yasin adalah salah satu surat didalam Al qur'an nomor ke tiga puluh enam (36), dan terdapat delapan puluh tiga (83) ayat. Surah yasin ini termasuk surat makiyyah, artinya surat ini diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Arab-Latin Qāla rabbi innī a'ụżu bika an as`alaka mā laisa lī bihī 'ilm, wa illā tagfir lī wa tar-ḥamnī akum minal-khāsirīnArtinya Nuh berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakekatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi". Hud 46 ✵ Hud 48 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangPelajaran Berharga Terkait Surat Hud Ayat 47 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 47 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran berharga dari ayat ini. Didapatkan kumpulan penjelasan dari berbagai ulama mengenai kandungan surat Hud ayat 47, sebagiannya seperti termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaNuh berkata, ”wahai tuhanku, sesungguhnya aku memohon keselamatan dan mengharap perlindungan kepadaMu dari memohon kepadaMu sesuatu yang aku tidak memiliki pengetahuan. Dan jika Engkau tidak mengampuni dosaku dan merahmatiku dengan rahmatMu, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang memperdayai diri mereka hingga kehilangan kebaikan-kebaikannya dan akhirnya binasa.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram47. Nuh -'alaihissalām- berkata, "Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku meminta pertolongan-Mu dan perlindungan-Mu dari meminta sesuatu yang tidak kuketahui duduk persoalannya. Jika Engkau tidak berkenan mengampuni dosaku dan menyayangiku dengan kasih sayang-Mu, niscaya aku akan termasuk orang yang merugi di Akhirat nanti."📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah47. Nuh berkata “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu agar tidak memohon sesuatu yang tidak aku miliki ilmunya. Dan jika Engkau tidak mengampuniku dengan karunia-Mu dan tidak merahmatiku dengan rahmat-Mu yang Maha Luas, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah47. قَالَ رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ Nuh berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui Sesuatu yang tidak aku ketahui kebenaran dan kebolehannya. وَإِلَّا تَغْفِرْ لِىDan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku Atas kesalahanku telah memohon hal itu tanpa ada pengetahuan dariku. وَتَرْحَمْنِىٓ dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku Dengan rahmat-Mu, dan tidak menerima taubatku. أَكُن مِّنَ الْخٰسِرِينَ niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi Dalam amal perbuatanku sehingga aku tidak mendapatkan keuntungan darinya.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah47. Nuh menjawab dengan berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui hakekatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi”.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahNuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu} Aku memohon perlindungan dan pertolongan kepadaMu {dari memohon sesuatu yang tidak aku ketahui. Jika Engkau tidak mengampuniku dan mengasihiku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.”Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H47. pada saat itu Nuh sangat menyesal atas apa yang dilakukannya, dan Nuh berkata "ya Rabbku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu untuk memohon sesuatu yang aku tiada mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang orang yang merugi”. Maka dengan ampunan dan rahmat, seorang hamba selamat dari kerugian. ini menunjukan bahwa Nuh tidak memiliki ilmu bahwa pertanyaannya kepada Allah tentang anaknya adalah haram dan termasuk kedalam firman Allah “dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang orang yang zhalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan” akan tetapi ada perkara yang bertentangan dengannya, dia mengira ia masuk kedalam FirmanNya, ”dan keluargamu” dan setelah itu, jelaslah baginya bahwa ia termasuk kedalam larangan terhadap mendoakan mereka dan mengulag ulangnya untuk mereka.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna ayat Nabi Nuh menjawab رب “Wahai Rabbku, إني أعوذ بك aku berlindung kepada-Mu أن أسألك –dari saat ini—untuk memohon sesuatu yang tidak aku ketahui. Seandainya Engkau tidak mengampuniku dan merahmatiku, أكن من الخاسرين tentu aku akan menjadi orang-orang yang kehilangan keberuntungan, lantas binasa. Pelajaran dari ayat • Keutamaan Nabi Nuh, bahwa ia satu dari para Rasul Ulul Azmi.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 47 Terhadap kelalaianku. Yakni tanpa ampunan Allah dan rahmat-Nya seorang hamba menjadi orang yang rugi. Nabi Nuh alaihis salam tidak mengetahui bahwa permohonannya agar anaknya yang kafir diselamatnya adalah haram, bahkan melakukan perkara yang dilarang Allah dalam firman-Nya, “Dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” lih. Ayat 37, ia mengira permohonannya itu boleh karena anaknya yang kafir termasuk keluarganya yang dijanjikan akan diselamatkan. Namun setelah mendapat teguran Allah, jelaslah bahwa permohonan tersebut termasuk yang dilarang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 47Setelah Allah memperingatkan nabi nuh untuk tidak memohonkan keselamatan dan ampunan bagi putranya yang kafir, dan nabi nuh pun menyadari kekeliruannya, kemudian dia nabi nuh berkata, ya tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepadamu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau sekiranya engkau tidak mengampuni kesalahan dan dosaku yang lalu, sekarang, dan mendatang, dan tidak pula menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk golongan orang yang rugi dan jauh dari rahmat-Mu. Para nabi memohon ampunan atas kesalahan yang dilakukan, sekalipun apa yang dilakukan itu di luar pengetahuannya, karena khawatir akan pengaruh dosa yang dilakukan jika Allah tidak mengampuninya. Setelah nabi nuh memohon ampunan kepada Allah, dan Allah menerima ampunan nabi nuh serta menyelamatkannya dari bencana, lalu difirmankan kepadanya, wahai nabi nuh! turunlah bersama keluarga dan pengikutmu dari kapal ini dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari kami, bagimu dan bagi semua umat mukmin yang ikut bersamamu maupun umat-umat yang datang sesudahmu sampai hari kiamat. Dan ada pula umat-umat yang datang sesudahmu akan kami beri kesenangan dalam kehidupan dunia, tetapi karena mereka durhaka, maka tidak memperoleh keselamatan dan keberkahan, kemudian mereka akan ditimpa azab kami di dunia dan akhirat atau di akhirat saja dengan siksa yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian variasi penafsiran dari beragam ulama tafsir mengenai kandungan dan arti surat Hud ayat 47 arab-latin dan artinya, moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Dukunglah usaha kami dengan memberi hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan Konten Paling Sering Dikunjungi Tersedia banyak topik yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Muthaffifin, Al-Humazah, Al-Ma’idah 48, An-Nisa, Al-Fatihah 5, Al-Fatihah 4. Ada juga At-Tin 4, At-Taubah, An-Nahl 114, Al-Anbiya 30, Al-A’raf 54, Ali Imran 190. Al-MuthaffifinAl-HumazahAl-Ma’idah 48An-NisaAl-Fatihah 5Al-Fatihah 4At-Tin 4At-TaubahAn-Nahl 114Al-Anbiya 30Al-A’raf 54Ali Imran 190 Pencarian allah mengajarkan manusia hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia dengan, surat at thalaq ayat 2 3 ayat seribu dinar, al ashr artinya adalah, surat surah al imran ayat 1 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah Loading... بسم الله الرحمن الرحيم Sahih InternationalAlif, Lam, Ra. [This is] a Book whose verses are perfected and then presented in detail from [one who is] Wise and Acquainted. Sahih International[Through a messenger, saying], "Do not worship except Allah . Indeed, I am to you from Him a warner and a bringer of good tidings," Sahih InternationalAnd [saying], "Seek forgiveness of your Lord and repent to Him, [and] He will let you enjoy a good provision for a specified term and give every doer of favor his favor. But if you turn away, then indeed, I fear for you the punishment of a great Day. Sahih InternationalTo Allah is your return, and He is over all things competent." Sahih InternationalUnquestionably, they the disbelievers turn away their breasts to hide themselves from Him. Unquestionably, [even] when they cover themselves in their clothing, Allah knows what they conceal and what they declare. Indeed, He is Knowing of that within the breasts. Sahih InternationalAnd there is no creature on earth but that upon Allah is its provision, and He knows its place of dwelling and place of storage. All is in a clear register. Sahih InternationalAnd it is He who created the heavens and the earth in six days - and His Throne had been upon water - that He might test you as to which of you is best in deed. But if you say, "Indeed, you are resurrected after death," those who disbelieve will surely say, "This is not but obvious magic." Sahih InternationalAnd if We hold back from them the punishment for a limited time, they will surely say, "What detains it?" Unquestionably, on the Day it comes to them, it will not be averted from them, and they will be enveloped by what they used to ridicule. Sahih InternationalAnd if We give man a taste of mercy from Us and then We withdraw it from him, indeed, he is despairing and ungrateful. Sahih InternationalBut if We give him a taste of favor after hardship has touched him, he will surely say, "Bad times have left me." Indeed, he is exultant and boastful - 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID nC5-fiLiSNQAs9QBQvVKSvqS7l-xlyXUQHq4aOB7yq6Hp_YuRmjWg== الۤرٰ ۗ كِتٰبٌ اُحْكِمَتْ اٰيٰتُهٗ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَّدُنْ حَكِيْمٍ خَبِيْرٍۙ Alif lām rā, kitābun uḥkimat āyātuhū ṡumma fuṣṣilat mil ladun ḥakīmin khabīrin. Alif Lām Rā. Inilah Kitab yang ayat-ayatnya telah disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci dan diturunkan dari sisi Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahateliti. اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۗاِنَّنِيْ لَكُمْ مِّنْهُ نَذِيْرٌ وَّبَشِيْرٌۙ Allā tabudū illallāha, innanī lakum minhu nażīruw wa basyīrun. Katakanlah Nabi Muhammad, “Janganlah kamu menyembah sesuatu, kecuali Allah. Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira dari-Nya untukmu. وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ Wa anistagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi yumattikum matāan ḥasanan ilā ajalim musammaw wa yu'ti kulla żī faḍlin faḍlahū, wa in tawallau fa innī akhāfu alaikum ażāba yaumin kabīrin. Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kesenangan yang baik kepadamu di dunia sampai waktu yang telah ditentukan kematian dan memberikan pahala-Nya di akhirat kepada setiap orang yang beramal saleh. Jika kamu berpaling, sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar kiamat. اِلَى اللّٰهِ مَرْجِعُكُمْ ۚوَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ Ilallāhi marjiukum, wa huwa alā kulli syai'in qadīrun. Kepada Allahlah kembalimu. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” اَلَآ اِنَّهُمْ يَثْنُوْنَ صُدُوْرَهُمْ لِيَسْتَخْفُوْا مِنْهُۗ اَلَا حِيْنَ يَسْتَغْشُوْنَ ثِيَابَهُمْ ۙيَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَۚ اِنَّهٗ عَلِيْمٌ ۢ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ ۔ Alā innahum yaṡnūna ṣudūrahum liyastakhfū minhu, alā ḥīna yastagsyūna ṡiyābahum, yalamu mā yusirrūna wa mā yulinūna, innahū alīmum biżātiṣ-ṣudūri. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka menutupi apa yang ada dalam dada mereka untuk menyembunyikan diri dari-Nya. Ketahuilah bahwa ketika mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Dia mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. ۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ Wa mā min dābbatin fil-arḍi illā alallāhi rizquhā wa yalamu mustaqarrahā wa mustaudaahā, kullun fī kitābim mubīnin. Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuz. وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا ۗوَلَىِٕنْ قُلْتَ اِنَّكُمْ مَّبْعُوْثُوْنَ مِنْۢ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُوْلَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَٓا اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ Wa huwal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmiw wa kāna arsyuhū alal-mā'i liyabluwakum ayyukum aḥsanu amalān, wa la'in qulta innakum mabūṡūna mim badil-mauti layaqūlannal-lażīna kafarū in hāżā illā siḥrum mubīnun. Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa serta sebelum itu ʻArasy-Nya di atas air. Penciptaan itu dilakukan untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Sungguh, jika engkau Nabi Muhammad berkata, “Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan setelah mati,” niscaya orang-orang kafir akan berkata, “Ini Al-Qur’an tidak lain kecuali sihir yang nyata.” وَلَىِٕنْ اَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ اِلٰٓى اُمَّةٍ مَّعْدُوْدَةٍ لَّيَقُوْلُنَّ مَا يَحْبِسُهٗ ۗ اَلَا يَوْمَ يَأْتِيْهِمْ لَيْسَ مَصْرُوْفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ ࣖ Wa la'in akhkharnā anhumul-ażāba ilā ummatim madūdatil layaqūlunna mā yaḥbisuhū, alā yauma ya'tīhim laisa maṣrūfan anhum wa ḥāqa bihim mā kānū bihī yastahzi'ūna. Sungguh, jika Kami tangguhkan azab dari mereka sampai waktu tertentu, niscaya mereka akan berkata, “Apakah yang menghalanginya?” Ketahuilah, ketika datang kepada mereka, azab itu tidaklah dapat dipalingkan dari mereka. Mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka selalu memperolok-olokkannya. وَلَىِٕنْ اَذَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنٰهَا مِنْهُۚ اِنَّهٗ لَيَـُٔوْسٌ كَفُوْرٌ Wa la'in ażaqnal-insāna minnā raḥmatan ṡumma nazanāhā anhu, innahū laya'ūsun kafūrun. Sungguh, jika Kami cicipkan kepada manusia suatu rahmat dari Kami kemudian Kami cabut kembali darinya, sesungguhnya dia menjadi sangat berputus asa lagi sangat kufur terhadap nikmat Allah. وَلَىِٕنْ اَذَقْنٰهُ نَعْمَاۤءَ بَعْدَ ضَرَّاۤءَ مَسَّتْهُ لَيَقُوْلَنَّ ذَهَبَ السَّيِّاٰتُ عَنِّيْ ۗاِنَّهٗ لَفَرِحٌ فَخُوْرٌۙ Wa la'in ażaqnāhu namā'a bada ḍarrā'a massathu layaqūlanna żahabas-sayyi'ātu annī, innahū lafariḥun fakhūrun. Sungguh, jika Kami cicipkan kepadanya manusia suatu nikmat setelah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang keburukan itu dariku.” Sesungguhnya dia sangat gembira lagi sangat membanggakan diri. اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ كَبِيْرٌ Illal-lażīna ṣabarū wa amiluṣ-ṣāliḥāti, ulā'ika lahum magfiratuw wa ajrun kabīrun. Kecuali, orang-orang yang sabar dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. فَلَعَلَّكَ تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَضَاۤىِٕقٌۢ بِهٖ صَدْرُكَ اَنْ يَّقُوْلُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ جَاۤءَ مَعَهٗ مَلَكٌ ۗاِنَّمَآ اَنْتَ نَذِيْرٌ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ ۗ Fa laallaka tārikum baḍa mā yūḥā ilaika wa ḍā'ikum bihī ṣadruka ay yaqūlū lau lā unzila alaihi kanzun au jā'a maahū malakun, innamā anta nażīrun, wallāhu alā kulli syai'in wakīlun. Boleh jadi engkau Nabi Muhammad hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu menjadi sempit karena takut mereka mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta kekayaan atau datang malaikat bersamanya?” Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah adalah pemelihara segala sesuatu. اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُ ۗقُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِّثْلِهٖ مُفْتَرَيٰتٍ وَّادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Am yaqūlūnaftarāhu, qul fa'tū biasyri suwarim miṡlihī muftarayātiw wadū manistaṭatum min dūnillāhi in kuntum ṣādiqīna. Bahkan, apakah mereka mengatakan, “Dia Nabi Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an itu.” Katakanlah, “Kalau demikian, datangkanlah sepuluh surah semisal dengannya Al-Qur’an yang dibuat-buat dan ajaklah siapa saja yang kamu sanggup mengundangnya selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” فَاِلَّمْ يَسْتَجِيْبُوْا لَكُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّمَآ اُنْزِلَ بِعِلْمِ اللّٰهِ وَاَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚفَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ Fa illam yastajībū lakum falamū annamā unzila biilmillāhi wa allā ilāha illā huwa, fahal antum muslimūna. Jika mereka tidak memenuhi ajakanmu, katakanlah, “Ketahuilah sesungguhnya ia Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan ketahui pula bahwa tidak ada tuhan kecuali Dia. Apakah kamu mau berserah diri masuk Islam?” مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ Man kāna yurīdul-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā nuwaffi ilaihim amālahum fīhā wa hum fīhā lā yubkhasūna. Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan kepada mereka balasan perbuatan mereka di dalamnya dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖوَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Ulā'ikal-lażīna laisa lahum fil-ākhirati illan-nāru, wa ḥabiṭa mā ṣanaū fīhā wa bāṭilum mā kānū yamalūna. Mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat kecuali neraka, sia-sialah apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan batallah apa yang dahulu selalu mereka kerjakan. اَفَمَنْ كَانَ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖ وَيَتْلُوْهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ وَمِنْ قَبْلِهٖ كِتٰبُ مُوْسٰىٓ اِمَامًا وَّرَحْمَةًۗ اُولٰۤىِٕكَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِهٖ مِنَ الْاَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهٗ فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّنْهُ اِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُوْنَ Afaman kāna alā bayyinatim mir rabbihī wa yatlūhu syāhidum minhu wa min qablihī kitābu mūsā imāmaw wa raḥmahtan, ulā'ika yu'minūna bihī, wa may yakfur bihī minal-aḥzābi fan-nāru mauiduhū falā taku fī miryatim minhu innahul-ḥaqqu mir rabbika wa lākinna akṡaran-nāsi lā yu'minūna. Apakah orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata Al-Qur’an dari Tuhannya, diikuti oleh saksi dari-Nya, dan sebelumnya sudah ada pula Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat; mereka beriman kepadanya sama dengan orang kafir yang hanya menginginkan kehidupan dunia? Siapa yang mengingkarinya Al-Qur’an dari golongan-golongan penentang Rasulullah, nerakalah tempat kembalinya. Oleh karena itu, janganlah engkau ragu terhadap Al-Qur’an. Sesungguhnya ia Al-Qur’an itu kebenaran dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًاۗ اُولٰۤىِٕكَ يُعْرَضُوْنَ عَلٰى رَبِّهِمْ وَيَقُوْلُ الْاَشْهَادُ هٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلٰى رَبِّهِمْۚ اَلَا لَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الظّٰلِمِيْنَ ۙ Wa man aẓlamu mimmaniftarā alallāhi każibān, ulā'ika yuraḍūna alā rabbihim wa yaqūlul-asyhādu hā'ulā'il-lażīna każabū alā rabbihim, alā lanatullāhi alaẓ-ẓālimīna. Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan suatu kebohongan terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada tuhan mereka dan para saksi akan berkata, “Orang-orang inilah yang telah berbohong terhadap tuhan mereka.” Ketahuilah, laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang zalim. الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًاۗ وَهُمْ بِالْاٰخِرَةِ هُمْ كفِٰرُوْنَ Al-lażīna yaṣuddūna an sabīlillāhi wa yabgūnahā iwajān, wa hum bil-ākhirati hum kāfirūna. Yaitu mereka yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menghendaki agar jalan itu bengkok. Mereka itulah orang-orang yang kufur terhadap hari akhir. اُولٰۤىِٕكَ لَمْ يَكُوْنُوْا مُعْجِزِيْنَ فِى الْاَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ۘ يُضٰعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ ۗمَا كَانُوْا يَسْتَطِيْعُوْنَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوْا يُبْصِرُوْنَ Ulā'ika lam yakūnū mujizīna fil-arḍi wa mā kāna lahum min dūnillāhi min auliyā'a, yuḍāafu lahumul-ażābu, mā kānū yastaṭīūnas-sama wa mā kānū yubṣirūna. Mereka tidak mampu menghalangi siksaan Allah di bumi dan tidak akan ada bagi mereka penolong selain Allah. Azab itu akan dilipatgandakan kepada mereka di akhirat kelak. Mereka tidak mampu mendengar kebenaran dan tidak dapat melihat kekuasaan Allah. اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ Ulā'ikal-lażīna khasirū anfusahum wa ḍalla anhum mā kānū yaftarūna. Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan lenyaplah dari mereka sesuatu sesembahan yang selalu mereka ada-adakan. لَاجَرَمَ اَنَّهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ Lā jarama annahum fil-ākhirati humul-akhsarūna. Tidak diragukan bahwa sesungguhnya mereka kelak di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi. اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَاَخْبَتُوْٓا اِلٰى رَبِّهِمْۙ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ الْجَنَّةِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Innal-lażīna āmanū wa amiluṣ-ṣāliḥāti wa akhbatū ilā rabbihim, ulā'ika aṣḥābul-jannati hum fīhā khālidūna. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta merendahkan diri kepada Tuhan, mereka itulah para penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. ۞ مَثَلُ الْفَرِيْقَيْنِ كَالْاَعْمٰى وَالْاَصَمِّ وَالْبَصِيْرِ وَالسَّمِيْعِۗ هَلْ يَسْتَوِيٰنِ مَثَلًا ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ ࣖ Maṡalul-farīqaini kal-amā wal-aṣammi wal-baṣīri was-samīi, hal yastawiyāni maṡalān, afalā tażakkarūna. Perumpamaan kedua golongan kafir dan mukmin seperti orang buta dan orang tuli dengan orang yang dapat melihat dan yang dapat mendengar. Samakah kedua golongan itu? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖٓ اِنِّيْ لَكُمْ نَذِيْرٌ مُّبِيْنٌ ۙ Wa laqad arsalnā nūḥan ilā qaumihī innī lakum nażīrum mubīnun. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Dia berkata, “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu اَنْ لَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّا اللّٰهَ ۖاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ اَلِيْمٍ Allā tabudū illallāha, innī akhāfu alaikum ażāba yaumin alīmin. agar kamu tidak menyembah sesuatu kecuali Allah. Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab pada hari yang siksanya sangat pedih.” فَقَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ مَا نَرٰىكَ اِلَّا بَشَرًا مِّثْلَنَا وَمَا نَرٰىكَ اتَّبَعَكَ اِلَّا الَّذِيْنَ هُمْ اَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِۚ وَمَا نَرٰى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍۢ بَلْ نَظُنُّكُمْ كٰذِبِيْنَ Fa qālal-mala'ul-lażīna kafarū min qaumihī mā narāka illā basyaram miṡlanā wa mā narākattabaaka illal-lażīna hum arāżilunā bādiyar-ra'yi, wa mā narā lakum alainā min faḍlim bal naẓunnukum kāżibīna. Maka, berkatalah para pemuka yang kufur dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia biasa seperti kami. Kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya begitu saja. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah para pembohong.” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَاٰتٰىنِيْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِهٖ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْۗ اَنُلْزِمُكُمُوْهَا وَاَنْتُمْ لَهَا كٰرِهُوْنَ Qāla yā qaumi ara'aitum in kuntu alā bayyinatim mir rabbī wa ātānī raḥmatam min indihī fa ummiyat alaikum, anulzimukumūhā wa antum lahā kārihūna. Dia Nuh berkata, “Wahai kaumku, apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu? Apakah kami akan memaksamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? وَيٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًاۗ اِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ بِطَارِدِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْاۗ اِنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ Wa yā qaumi lā as'alukum alaihi mālān, in ajriya illā alallāhi wa mā ana biṭāridil-lażīna āmanū, innahum mulāqū rabbihim wa lākinnī arākum qauman tajhalūna. Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu harta sedikit pun sebagai imbalan atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya di akhirat, tetapi aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh. وَيٰقَوْمِ مَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ طَرَدْتُّهُمْ ۗ اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ Wa yā qaumi may yanṣurunī minallāhi in ṭarattuhum, afalā tażakkarūna. Wahai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mengusir mereka orang-orang yang beriman itu? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? وَلَآ اَقُوْلُ لَكُمْ عِنْدِيْ خَزَاۤىِٕنُ اللّٰهِ وَلَآ اَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَآ اَقُوْلُ اِنِّيْ مَلَكٌ وَّلَآ اَقُوْلُ لِلَّذِيْنَ تَزْدَرِيْٓ اَعْيُنُكُمْ لَنْ يُّؤْتِيَهُمُ اللّٰهُ خَيْرًا ۗ اَللّٰهُ اَعْلَمُ بِمَا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۚاِنِّيْٓ اِذًا لَّمِنَ الظّٰلِمِيْنَ Wa lā aqūlu lakum indī khazā'inullāhi wa lā alamul-gaiba wa lā aqūlu innī malakuw wa lā aqūlu lil-lażīna tazdarī ayunukum lay yu'tiyahumullāhu khairān, allāhu alamu bimā fī anfusihim, innī iżal laminaẓ-ẓālimīna. Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku mempunyai perbendaharaan rezeki Allah. Aku tidak mengetahui yang gaib dan tidak pula mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat. Aku tidak juga mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Jika demikian, sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” قَالُوْا يٰنُوْحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَاَ كْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ اِنْ كُنْتَ مِنَ الصّٰدِقِيْنَ Qālū yā nūḥu qad jādaltanā fa akṡarta jidālanā fa'tinā bimā taidunā in kunta minaṣ-ṣādiqīna. Mereka berkata, “Wahai Nuh, sungguh engkau telah berbantah dengan kami dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami. Maka, datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” قَالَ اِنَّمَا يَأْتِيْكُمْ بِهِ اللّٰهُ اِنْ شَاۤءَ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُعْجِزِيْنَ Qāla innamā ya'tīkum bihillāhu in syā'a wa mā antum bimujizīna. Dia Nuh menjawab, “Sesungguhnya hanya Allah yang akan mendatangkannya azab kepadamu jika Dia menghendaki dan sekali-kali kamu tidak akan dapat melepaskan diri darinya. وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِيْٓ اِنْ اَرَدْتُّ اَنْ اَنْصَحَ لَكُمْ اِنْ كَانَ اللّٰهُ يُرِيْدُ اَنْ يُّغْوِيَكُمْ ۗهُوَ رَبُّكُمْ ۗوَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَۗ Wa lā yanfaukum nuṣḥī in arattu an anṣaḥa lakum in kānallāhu yurīdu ay yugwiyakum, huwa rabbukum, wa ilaihi turjaūna. Nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin menasihatimu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَرٰىهُۗ قُلْ اِنِ افْتَرَيْتُهٗ فَعَلَيَّ اِجْرَامِيْ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُجْرِمُوْنَ ࣖ Am yaqūlūnaftarāhu, qul iniftaraituhū fa alayya ijrāmī wa ana barī'um mimmā tujrimūna. Bahkan, mereka orang kafir Makkah berkata, “Dia cuma mengada-adakannya Al-Qur’an.” Katakanlah Nabi Muhammad, “Jika aku mengada-adakannya, akulah yang akan memikul dosanya dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat.” وَاُوْحِيَ اِلٰى نُوْحٍ اَنَّهٗ لَنْ يُّؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ اِلَّا مَنْ قَدْ اٰمَنَ فَلَا تَبْتَىِٕسْ بِمَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَۖ Wa ūḥiya ilā nūḥin annahū lay yu'mina min qaumika illā man qad āmana falā tabta'is bimā kānū yafalūna. Diwahyukan oleh Allah kepada Nuh, “Ketahuilah bahwa tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar telah beriman. Maka, janganlah engkau bersedih atas apa yang selalu mereka perbuat. وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ Waṣnail-fulka bi'ayuninā wa waḥyinā wa lā tukhāṭibnī fil-lażīna ẓalamū, innahum mugraqūna. Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan lagi dengan-Ku tentang nasib orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.” وَيَصْنَعُ الْفُلْكَۗ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَاٌ مِّنْ قَوْمِهٖ سَخِرُوْا مِنْهُ ۗقَالَ اِنْ تَسْخَرُوْا مِنَّا فَاِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُوْنَۗ Wa yaṣnaul-fulka, wa kullamā marra alaihi mala'um min qaumihī sakhirū minhu, qāla in taskharū minnā fa innā naskharu minkum kamā taskharūna. Mulailah dia Nuh membuat bahtera itu. Setiap kali para pemuka kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, sesungguhnya kami pun akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek kami. فَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيْمٌ Fa saufa talamūna, may ya'tīhi ażābuy yukhzīhi wa yaḥillu alaihi ażābum muqīmun. Maka, kelak kamu mengetahui siapa di antara kita yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa pula yang akan ditimpa azab yang kekal.” حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّوْرُۙ قُلْنَا احْمِلْ فِيْهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَاَهْلَكَ اِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ اٰمَنَ ۗوَمَآ اٰمَنَ مَعَهٗٓ اِلَّا قَلِيْلٌ Ḥattā iżā jā'a amrunā wafārat-tannūru, qulnaḥmil fīhā min kullin zaujainiṡnaini wa ahlaka illā man sabaqa alaihil-qaulu wa man āmana, wa mā āmana maahū illā qalīlun. Demikianlah, hingga apabila perintah Kami datang untuk membinasakan mereka dan tanur tungku telah memancarkan air, Kami berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya bahtera itu dari masing-masing jenis hewan sepasang-sepasang jantan dan betina, keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu akan ditenggelamkan, dan muatkan pula orang yang beriman.” Ternyata tidak beriman bersamanya Nuh, kecuali hanya sedikit. ۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Wa qālarkabū fīhā bismillāhi majrêhā wa mursāhā, inna rabbī lagafūrur raḥīmun. Dia Nuh berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya bahtera dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” وَهِيَ تَجْرِيْ بِهِمْ فِيْ مَوْجٍ كَالْجِبَالِۗ وَنَادٰى نُوْحُ ِۨابْنَهٗ وَكَانَ فِيْ مَعْزِلٍ يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا وَلَا تَكُنْ مَّعَ الْكٰفِرِيْنَ Wa hiya tajrī bihim fī maujin kal-jibāli, wa nādā nūḥunibnahū wa kāna fī maziliy yā bunayyarkam maanā wa lā takum maal-kāfirīna. Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung-gunung. Nuh memanggil anaknya, sedang dia anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku, naiklah ke bahtera bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” قَالَ سَاٰوِيْٓ اِلٰى جَبَلٍ يَّعْصِمُنِيْ مِنَ الْمَاۤءِ ۗقَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ اِلَّا مَنْ رَّحِمَ ۚوَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِيْنَ Qāla sa'āwī ilā jabaliy yaṣimunī minal-mā'i, qāla lā āṣimal-yauma min amrillāhi illā ma raḥima, wa ḥāla bainahumal-mauju fa kāna minal-mugraqīna. Dia anaknya menjawab, “Aku akan berlindung ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air bah.” Nuh berkata, “Tidak ada penyelamat pada hari ini dari ketetapan Allah kecuali siapa yang dirahmati oleh-Nya.” Gelombang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah dia anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. وَقِيْلَ يٰٓاَرْضُ ابْلَعِيْ مَاۤءَكِ وَيٰسَمَاۤءُ اَقْلِعِيْ وَغِيْضَ الْمَاۤءُ وَقُضِيَ الْاَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُوْدِيِّ وَقِيْلَ بُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ Wa qīla yā arḍublaī mā'aki wa yā samā'u aqliī wa gīḍal-mā'u wa quḍiyal-amru wastawat alal-jūdiyyi wa qīla budal lil-qaumiẓ-ẓālimīna. Difirmankan oleh Allah, “Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit, berhentilah mencurahkan hujan.” Air pun disurutkan dan urusan pembinasaan para pendurhaka pun diselesaikan dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judiy, dan dikatakan, “Kebinasaanlah bagi kaum yang zalim.” وَنَادٰى نُوْحٌ رَّبَّهٗ فَقَالَ رَبِّ اِنَّ ابْنِيْ مِنْ اَهْلِيْۚ وَاِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَاَنْتَ اَحْكَمُ الْحٰكِمِيْنَ Wa nādā nūḥur rabbahū fa qāla rabbi innabnī min ahlī, wa inna wadakal-ḥaqqu wa anta aḥkamul-ḥākimīna. Nuh memohon kepada Tuhannya seraya berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” قَالَ يٰنُوْحُ اِنَّهٗ لَيْسَ مِنْ اَهْلِكَ ۚاِنَّهٗ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْـَٔلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنِّيْٓ اَعِظُكَ اَنْ تَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ Qāla yā nūḥu innahū laisa min ahlika, innahū amalun gairu ṣāliḥin, falā tas'alnī mā laisa laka bihī ilmun, innī aiẓuka an takūna minal-jāhilīna. Dia Allah berfirman, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu karena perbuatannya sungguh tidak baik. Oleh karena itu, janganlah engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui hakikatnya. Sesungguhnya Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang-orang bodoh.” قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ Qāla rabbi innī aūżu bika an as'alaka mā laisa lī bihī ilmun, wa illā tagfir lī wa tarḥamnī akum minal-khāsirīna. Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.” قِيْلَ يٰنُوْحُ اهْبِطْ بِسَلٰمٍ مِّنَّا وَبَرَكٰتٍ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اُمَمٍ مِّمَّنْ مَّعَكَ ۗوَاُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ Qīla yā nūḥuhbiṭ bisalāmim minnā wa barakātin alaika wa alā umamim mimmam maaka, wa umamun sanumattiuhum ṡumma yamassuhum minnā ażābun alīmun. Dikatakan melalui wahyu, “Wahai Nuh, turunlah dari bahteramu dengan penuh keselamatan dari Kami dan penuh keberkahan atasmu serta umat-umat mukmin yang bersamamu. Ada pula umat-umat kafir yang Kami beri kesenangan dalam kehidupan dunia, kemudian mereka akan ditimpa azab dari Kami yang sangat pedih.” تِلْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهَآ اِلَيْكَ ۚمَا كُنْتَ تَعْلَمُهَآ اَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هٰذَاۚ فَاصْبِرْۚ اِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ ࣖ Tilka min ambā'il-gaibi nūḥīhā ilaika, mā kunta talamuhā anta wa lā qaumuka min qabli hāżā, faṣbir, innal-āqibata lil-muttaqīna. Itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu Nabi Muhammad. Tidak pernah engkau mengetahuinya dan tidak pula kaummu sebelum ini. Maka, bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa. وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا مُفْتَرُوْنَ Wa ilā ādin akhāhum hūdān, qāla yā qaumibudullāha mā lakum min ilāhin gairuhū, in antum illā muftarūna. Kepada kaum Ad Kami utus saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Selama ini kamu hanyalah mengada-ada dengan mempersekutukan Allah. يٰقَوْمِ لَآ اَسْـَٔلُكُمْ عَلَيْهِ اَجْرًا ۗاِنْ اَجْرِيَ اِلَّا عَلَى الَّذِيْ فَطَرَنِيْ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ Yā qaumi lā as'alukum alaihi ajrān, in ajriya illā alal-lażī faṭaranī, afalā taqilūna. Hud berkata, “Wahai kaumku, aku tidak meminta kepadamu imbalan sedikit pun atas seruanku ini. Imbalanku hanyalah dari Tuhan yang telah menciptakanku. Apakah kamu tidak mengerti? وَيٰقَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا وَّيَزِدْكُمْ قُوَّةً اِلٰى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ Wa yā qaumistagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi yursilis-samā'a alaikum midrāraw wa yazidkum quwwatan ilā quwwatikum wa lā tatawallau mujrimīna. Wahai kaumku, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya! Niscaya Dia akan menurunkan untukmu hujan yang sangat deras, menambahkan kekuatan melebihi kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang-orang yang berdosa.” قَالُوْا يٰهُوْدُ مَاجِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَّمَا نَحْنُ بِتَارِكِيْٓ اٰلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِيْنَ Qālū yā hūdu mā ji'tanā bibayyinatiw wa mā naḥnu bitārikī ālihatinā an qaulika wa mā naḥnu laka bimu'minīna. Mereka kaum Ad berkata, “Wahai Hud, engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami dan kami tidak akan pernah meninggalkan sembahan kami karena perkataanmu serta kami tidak akan pernah percaya kepadamu. اِنْ نَّقُوْلُ اِلَّا اعْتَرٰىكَ بَعْضُ اٰلِهَتِنَا بِسُوْۤءٍ ۗقَالَ اِنِّيْٓ اُشْهِدُ اللّٰهَ وَاشْهَدُوْٓا اَنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ In naqūlu illatarāka baḍu ālihatinā bisū'in, qāla innī usyhidullāha wasyhadū annī barī'um mimmā tusyrikūna. Kami hanya mengatakan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.” Dia Hud menjawab, “Sesungguhnya aku menjadikan Allah sebagai saksi dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan مِنْ دُوْنِهٖ فَكِيْدُوْنِيْ جَمِيْعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُوْنِ Min dūnihī fa kīdūnī jamīan ṡumma lā tunẓirūni. dengan tuhan-tuhan selain Dia. Oleh karena itu, lakukanlah semua tipu dayamu terhadapku dan janganlah kamu tunda-tunda lagi. اِنِّيْ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ رَبِّيْ وَرَبِّكُمْ ۗمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ اِلَّا هُوَ اٰخِذٌۢ بِنَاصِيَتِهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ Innī tawakkaltu alallāhi rabbī wa rabbikum, mā min dābbatin illā huwa ākhiżum bināṣiyatihā, inna rabbī alā ṣirāṭim mustaqīmin. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak satu pun makhluk yang bergerak di atas bumi melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku di jalan yang lurus adil. فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖٓ اِلَيْكُمْ ۗوَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۗ وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ Fa in tawallau faqad ablagtukum mā ursiltu bihī ilaikum, wa yastakhlifu rabbī qauman gairakum, wa lā taḍurrūnahū syai'ān, inna rabbī alā kulli syai'in ḥafīẓun. Maka, jika kamu berpaling, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedangkan kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.” وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ Wa lammā jā'a amrunā najjainā hūdaw wal-lażīna āmanū maahū biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min ażābin galīẓin. Ketika keputusan azab Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami selamatkan pula mereka di akhirat dari azab yang dahsyat. وَتِلْكَ عَادٌ ۖجَحَدُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهٗ وَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ Wa tilka ādun jaḥadū bi'āyāti rabbihim wa aṣau rusulahū wattabaū amra kulli jabbārin anīdin. Itulah kaum Ad. Mereka mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, mendurhakai rasul-rasul-Nya, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi keras kepala. وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اَلَآ اِنَّ عَادًا كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّعَادٍ قَوْمِ هُوْدٍ ࣖ Wa utbiū fī hażihid-dun-yā lanataw wa yaumal-qiyāmahti, alā inna ādan kafarū rabbahum, alā budal liādin qaumi hūdin. Mereka selalu diikuti dengan laknat di dunia ini dan begitu pula kelak di hari Kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum Ad itu kufur kepada Tuhan mereka. Ingatlah bahwa kaum Ad, yakni kaum Hud, benar-benar telah binasa. ۞ وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ Wa ilā ṡamūda akhāhum ṣālihān, qāla yā qaumibudullāḥa mā lakum min ilāhin gairuhū, huwa ansya'akum minal-arḍi wastamarakum fīhā fastagfirūhu ṡumma tūbū ilaihi, inna rabbī qarībum mujībun. Kepada kaum Samud Kami utus saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi tanah dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan doa hamba-Nya.” قَالُوْا يٰصٰلِحُ قَدْ كُنْتَ فِيْنَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هٰذَآ اَتَنْهٰىنَآ اَنْ نَّعْبُدَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَا وَاِنَّنَا لَفِيْ شَكٍّ مِّمَّا تَدْعُوْنَآ اِلَيْهِ مُرِيْبٍ Qālū yā ṣāliḥu qad kunta fīnā marjuwwan qabla hāżā atanhānā an nabuda mā yabudu ābā'unā wa innanā lafī syakkim mimmā tadūnā ilaihi murībin. Mereka kaum Samud berkata, “Wahai Saleh, sebelum ini engkau benar-benar merupakan orang yang diharapkan di tengah-tengah kami. Apakah engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sesungguhnya kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa agama yang engkau serukan kepada kami.” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْۗ وَاٰتٰىنِيْ مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَّنْصُرُنِيْ مِنَ اللّٰهِ اِنْ عَصَيْتُهٗ ۗفَمَا تَزِيْدُوْنَنِيْ غَيْرَ تَخْسِيْرٍ Qāla yā qaumi ara'aitum in kuntu alā bayyinatim mir rabbī, wa ātānī minhu raḥmatan famay yanṣurunī minallāhi in aṣaituhū, famā tazīdūnanī gaira takhsīrin. Dia Saleh berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia memberikan kepadaku rahmat kenabian. Siapa yang akan menolongku dari azab Allah jika aku mendurhakai-Nya? Kamu tidak akan pernah menambah apa pun untukku selain kerugian. وَيٰقَوْمِ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيْبٌ Wa yā qaumi hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarūhā ta'kul fī arḍillāhi wa lā tamassūhā bisū'in fa ya'khużakum ażābun qarībun. Wahai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat untukmu. Oleh karena itu, biarkanlah dia makan di bumi Allah dan janganlah kamu memperlakukannya dengan buruk yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa azab.” فَعَقَرُوْهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوْا فِيْ دَارِكُمْ ثَلٰثَةَ اَيَّامٍ ۗذٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوْبٍ Fa aqarūhā fa qāla tamattaū fī dārikum ṡalāṡata ayyāmin, żālika wadun gairu makżūbin. Mereka lalu menyembelih unta itu. Maka, dia Saleh berkata, “Bersukarialah kamu semua di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.” فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا صٰلِحًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِىِٕذٍ ۗاِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ Falammā jā'a amrunā najjainā ṣāliḥaw wal-lażīna āmanū maahū biraḥmatim minnā wa min khizyi yaumi'iżin, inna rabbaka huwal-qawiyyul-ażīzu. Ketika keputusan Kami datang, Kami menyelamatkan Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya berkat rahmat dari Kami serta Kami menyelamatkannya juga dari kehinaan hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa. وَاَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ Wa akhażal-lażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥū fī dārihim jāṡimīna. Suara yang menggelegar juga menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka. كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَآ اِنَّ ثَمُوْدَا۟ كَفَرُوْا رَبَّهُمْ ۗ اَلَا بُعْدًا لِّثَمُوْدَ ࣖ Ka allam yagnau fīhā, alā inna ṡamūda kafarū rabbahum, alā budal liṡamūda. Negeri itu tampak tanpa bekas sama sekali seakan-akan mereka belum pernah tinggal di sana. Ingatlah sesungguhnya kaum Samud telah mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa kaum Samud telah binasa. وَلَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُنَآ اِبْرٰهِيْمَ بِالْبُشْرٰى قَالُوْا سَلٰمًا ۖقَالَ سَلٰمٌ فَمَا لَبِثَ اَنْ جَاۤءَ بِعِجْلٍ حَنِيْذٍ Wa laqad jā'at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālū salāmān, qāla salāmun famā labiṡa an jā'a biijlin ḥanīżin. Sungguh, utusan Kami malaikat benar-benar telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia Ibrahim menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa suguhan daging anak sapi yang dipanggang. فَلَمَّا رَآٰ اَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ اِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً ۗقَالُوْا لَا تَخَفْ اِنَّآ اُرْسِلْنَآ اِلٰى قَوْمِ لُوْطٍۗ Falammā ra'ā aidiyahum lā taṣilu ilaihi nakirahum wa aujasa minhum khīfahtan, qālū lā takhaf innā ursilnā ilā qaumi lūṭin. Ketika Ibrahim melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka malaikat berkata, “Jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut untuk menghancurkan mereka.” وَامْرَاَتُهٗ قَاۤىِٕمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنٰهَا بِاِسْحٰقَۙ وَمِنْ وَّرَاۤءِ اِسْحٰقَ يَعْقُوْبَ Wamra'atuhū qā'imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi'isḥāqa, wa miw warā'i isḥāqa yaqūba. Istrinya berdiri, lalu tersenyum. Kemudian, Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang kelahiran Ishaq dan setelah Ishaq akan lahir Yaqub putra Ishaq. قَالَتْ يٰوَيْلَتٰىٓ ءَاَلِدُ وَاَنَا۠ عَجُوْزٌ وَّهٰذَا بَعْلِيْ شَيْخًا ۗاِنَّ هٰذَا لَشَيْءٌ عَجِيْبٌ Qālat yā wailatā a'alidu wa ana ajūzuw wa hāżā balī syaikhān, inna hāżā lasyai'un ajībun. Dia istrinya berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib.” قَالُوْٓا اَتَعْجَبِيْنَ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ رَحْمَتُ اللّٰهِ وَبَرَكٰتُهٗ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِۗ اِنَّهٗ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ Qālū atajabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhū, alaikum ahlal-baiti, innahū ḥamīdum majīdun. Mereka para malaikat berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? Itu adalah rahmat dan berkah Allah yang dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia.” فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ اِبْرٰهِيْمَ الرَّوْعُ وَجَاۤءَتْهُ الْبُشْرٰى يُجَادِلُنَا فِيْ قَوْمِ لُوْطٍ Falammā żahaba an ibrāhīmar rauu wa jā'athul busyrā yujādilunā fī qaumi lūṭin. Maka, ketika rasa takut telah hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bermujadalah berdiskusi dengan malaikat Kami tentang kaum Lut. اِنَّ اِبْرٰهِيْمَ لَحَلِيْمٌ اَوَّاهٌ مُّنِيْبٌ Inna ibrāhīma laḥalīmun awwāhum munībun. Sesungguhnya Ibrahim benar-benar penyantun, pengiba, lagi suka kembali kepada Allah. يٰٓاِبْرٰهِيْمُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا ۚاِنَّهٗ قَدْ جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۚ وَاِنَّهُمْ اٰتِيْهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُوْدٍ Yā ibrāhīmu ariḍ an hāżā, innahū qad jā'a amru rabbika, wa innahum ātīhim ażābun gairu mardūdin. Malaikat berkata, “Wahai Ibrahim, berpalinglah dari mujadalah ini! Sesungguhnya ketetapan Tuhanmu benar-benar telah datang. Sesungguhnya mereka akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak.” وَلَمَّا جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَالَ هٰذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ Wa lammā jā'at rusulunā lūṭan sī'a bihim wa ḍāqa bihim żaraw wa qāla hāżā yaumun aṣībun. Ketika para utusan Kami malaikat itu datang kepada Lut, dia merasa gundah dan dadanya terasa sempit karena kedatangan mereka. Dia Lut berkata, “Ini hari yang sangat sulit.” وَجَاۤءَهٗ قَوْمُهٗ يُهْرَعُوْنَ اِلَيْهِۗ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ السَّيِّاٰتِۗ قَالَ يٰقَوْمِ هٰٓؤُلَاۤءِ بَنَاتِيْ هُنَّ اَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللّٰهَ وَلَا تُخْزُوْنِ فِيْ ضَيْفِيْۗ اَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَّشِيْدٌ Wa jā'ahū qaumuhū yuhraūna ilaihi, wa min qablu kānū yamalūnas-sayyi'āti, qāla yā qaumi hā'ulā'i banātī hunna aṭharu lakum fattaqullāha wa lā tukhzūni fī ḍaifī, alaisa minkum rajulur rasyīdun. Kaumnya bergegas datang menemuinya. Sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan keji. Lut berkata, “Wahai kaumku, inilah putri-putri negeri-ku. Mereka lebih suci bagimu untuk dinikahi. Maka, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan nama-ku di hadapan tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang berakal sehat?” قَالُوْا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِيْ بَنٰتِكَ مِنْ حَقٍّۚ وَاِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيْدُ Qālū laqad alimta mā lanā fī banātika min ḥaqqin, wa innaka latalamu mā nurīdu. Mereka menjawab, “Sungguh, engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan syahwat terhadap putri-putrimu dan engkau tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami inginkan.” قَالَ لَوْ اَنَّ لِيْ بِكُمْ قُوَّةً اَوْ اٰوِيْٓ اِلٰى رُكْنٍ شَدِيْدٍ Qāla lau anna lī bikum quwwatan au āwī ilā ruknin syadīdin. Dia Lut berkata, “Sekiranya aku mempunyai kekuatan untuk menghalangi perbuatan-mu atau aku dapat berlindung kepada kerabat yang kuat tentu aku lakukan.” قَالُوْا يٰلُوْطُ اِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَّصِلُوْٓا اِلَيْكَ فَاَسْرِ بِاَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِّنَ الَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ اَحَدٌ اِلَّا امْرَاَتَكَۗ اِنَّهٗ مُصِيْبُهَا مَآ اَصَابَهُمْ ۗاِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۗ اَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيْبٍ Qālū yā lūṭu innā rusulu rabbika lay yaṣilū ilaika fa asri bi'ahlika biqiṭim minal-laili wa lā yaltafit minkum aḥadun illamra'ataka, innahū muṣībuhā mā aṣābahum, inna mauidahumuṣ-ṣubḥu, alaisaṣ-ṣubḥu biqarībin. Mereka para malaikat berkata, “Wahai Lut, sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu. Mereka tidak akan dapat mengganggumu karena mereka akan dibinasakan. Oleh karena itu, pergilah beserta keluargamu pada sebagian malam dini hari dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu janganlah kamu ajak pergi karena telah berkhianat. Sesungguhnya dia akan terkena siksaan yang menimpa mereka dan sesungguhnya saat kehancuran mereka terjadi pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?” فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ Falammā jā'a amrunā jaalnā āliyahā sāfilahā wa amṭarnā alaihā ḥijāratam min sijjīlim manḍūdin. Maka, ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkannya negeri kaum Lut dan Kami menghujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar secara bertubi-tubi. مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَۗ وَمَا هِيَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ بِبَعِيْدٍ ࣖ Musawwamatan inda rabbika wa mā hiya minaẓ-ẓālimīna bibaīdin. Batu-batu itu diberi tanda dari sisi Tuhanmu. Siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. ۞ وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗوَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ اِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ بِخَيْرٍ وَّاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُّحِيْطٍ Wa ilā madyana akhāhum syuaibān, qāla yā qaumibudullāha mā lakum min ilāhin gairuhū, wa lā tanquṣul-mikyāla wal-mīzāna innī arākum bikhairiw wa innī akhāfu alaikum ażāba yaumim muḥīṭin. Kepada penduduk Madyan Kami utus saudara mereka, Syuʻaib. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan! Sesungguhnya Aku melihat kamu dalam keadaan yang baik makmur. Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab pada hari yang meliputi dan membinasakanmu, yaitu hari Kiamat. وَيٰقَوْمِ اَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ Wa yā qaumi auful-mikyāla wal-mīzāna bil-qisṭi wa lā tabkhasun-nāsa asy-yā'ahum wa lā taṡau fil-arḍi mufsidīna. Wahai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil! Janganlah kamu merugikan manusia akan hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di bumi dengan menjadi perusak! بَقِيَّتُ اللّٰهِ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ەۚ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ Baqiyyatullāhi khairul lakum in kuntum mu'minīna, wa mā ana alaikum biḥafīẓin. Apa yang tersisa dari keuntungan yang halal yang dianugerahkan Allah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang beriman. Aku bukanlah pengawas atas dirimu.” قَالُوْا يٰشُعَيْبُ اَصَلٰوتُكَ تَأْمُرُكَ اَنْ نَّتْرُكَ مَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُنَآ اَوْ اَنْ نَّفْعَلَ فِيْٓ اَمْوَالِنَا مَا نَشٰۤؤُا ۗاِنَّكَ لَاَنْتَ الْحَلِيْمُ الرَّشِيْدُ Qālū yā syuaibu aṣalātuka ta'muruka an natruka mā yabudu ābā'unā au an nafala fī amwālinā mā nasyā'u, innaka la'antal-ḥalīmur-rasyīdu. Mereka berkata, “Wahai Syuʻaib, apakah salatmu agamamu yang menyuruhmu agar kami meninggalkan apa yang disembah nenek moyang kami atau melarang kami mengelola harta menurut cara yang kami kehendaki? Benarkah demikian, padahal sesungguhnya engkau benar-benar orang yang sangat penyantun lagi cerdas?” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ Qāla yā qaumi ara'aitum in kuntu alā bayyinatim mir rabbī wa razaqanī minhu rizqan ḥasanaw wa mā urīdu an ukhālifakum ila mā anhākum anhu, in urīdu illal-iṣlāḥa mastaṭatu, wa mā taufīqī illā billāhi, alaihi tawakkaltu wa ilaihi unību. Dia Syuʻaib berkata, “Wahai kaumku, jelaskan pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan Dia menganugerahiku rezeki yang baik pantaskah aku menyalahi perintah-Nya. Aku sebenarnya tidak ingin berbeda sikap denganmu lalu melakukan apa yang aku sendiri larang. Aku hanya bermaksud mendatangkan perbaikan sesuai dengan kesanggupanku. Tidak ada kemampuan bagiku untuk mendatangkan perbaikan melainkan dengan pertolongan Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula aku kembali. وَيٰقَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِيْٓ اَنْ يُّصِيْبَكُمْ مِّثْلُ مَآ اَصَابَ قَوْمَ نُوْحٍ اَوْ قَوْمَ هُوْدٍ اَوْ قَوْمَ صٰلِحٍ ۗوَمَا قَوْمُ لُوْطٍ مِّنْكُمْ بِبَعِيْدٍ Wa yā qaumi lā yajrimannakum syiqāqī ay yuṣībakum miṡlu mā aṣāba qauma nūḥin au qauma hūdin au qauma ṣāliḥin, wa mā qaumu lūṭim minkum bibaīdin. Wahai kaumku, janganlah sekali-kali pertentanganku denganmu menyebabkan apa yang menimpa kaum Nuh, kaum Hud, atau kaum Saleh juga menimpamu, sedangkan tempat dan masa kebinasaan kaum Lut tidak jauh dari kamu. وَاسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ رَحِيْمٌ وَّدُوْدٌ Wastagfirū rabbakum ṡumma tūbū ilaihi, inna rabbī raḥīmuw wadūdun. Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Mencintai.” قَالُوْا يٰشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيْرًا مِّمَّا تَقُوْلُ وَاِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْنَا ضَعِيْفًا ۗوَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنٰكَ ۖوَمَآ اَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيْزٍ Qālū yā syuaibu mā nafqahu kaṡīram mimmā taqūlu wa innā lanarāka fīnā ḍaīfān, wa lau lā rahṭuka larajamnāka, wa anta alainā biazīzin. Mereka berkata, “Wahai Syuʻaib, Kami tidak banyak mengerti apa yang engkau katakan itu, sedangkan kami sesungguhnya memandang engkau sebagai seorang yang lemah di antara kami. Kalau tidak karena keluargamu, tentu kami telah melemparimu dengan batu, sedangkan engkau pun bukan seorang yang berpengaruh atas kami.” قَالَ يٰقَوْمِ اَرَهْطِيْٓ اَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاتَّخَذْتُمُوْهُ وَرَاۤءَكُمْ ظِهْرِيًّا ۗاِنَّ رَبِّيْ بِمَا تَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ Qāla yā qaumi arahṭī aazzu alaikum minallāhi, wattakhażtumūhu warā'akum ẓihriyyān, inna rabbī bimā tamalūna muḥīṭun. Dia Syuʻaib menjawab, “Wahai kaumku, apakah keluargaku kamu pandang lebih terhormat daripada Allah sehingga kamu menempatkan-Nya di belakangmu menyepelekan-Nya? Sesungguhnya pengetahuan Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan. وَيٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌ ۗسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ مَنْ يَّأْتِيْهِ عَذَابٌ يُّخْزِيْهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌۗ وَارْتَقِبُوْٓا اِنِّيْ مَعَكُمْ رَقِيْبٌ Wa yā qaumimalū alā makānatikum innī āmilun, saufa talamūna, may ya'tīhi ażābuy yukhzīhi wa man huwa kāżibun, wartaqibū innī maakum raqībun. Wahai kaumku, berbuatlah apa yang bisa kamu lakukan! Sesungguhnya aku pun berbuat hal yang sama. Kelak kamu mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang pendusta. Tunggulah akibat perbuatanmu, sesungguhnya aku pun akan menunggu bersamamu!” وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَاَخَذَتِ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ Wa lammā jā'a amrunā najjainā syuaibaw wal-lażīna amanū maahū biraḥmatim minnā, wa akhażatil-lażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥū fī diyārihim jāṡimīna. Ketika keputusan Kami untuk menghancurkan mereka datang, Kami selamatkan Syuʻaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Adapun orang-orang yang zalim, mereka dibinasakan oleh suara yang menggelegar sehingga mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka. كَاَنْ لَّمْ يَغْنَوْا فِيْهَا ۗ اَلَا بُعْدًا لِّمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُوْدُ ࣖ Ka allam yagnau fīhā, alā budal limadyana kamā baidat ṡamūdu. Negeri itu tak berbekas seolah-olah mereka tidak pernah tinggal di sana. Ingatlah, penduduk Madyan binasa sebagaimana juga kaum Samud. وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا مُوْسٰى بِاٰيٰتِنَا وَسُلْطٰنٍ مُّبِيْنٍۙ Wa laqad arsalnā mūsā bi'āyātinā wa sulṭānim mubīnin. Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat mukjizat Kami dan keterangan yang nyata اِلٰى فِرْعَوْنَ وَمَلَا۟ىِٕهٖ فَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ فِرْعَوْنَ ۚوَمَآ اَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيْدٍ Ilā firauna wa mala'ihī fattabaū amra firauna, wa mā amru firauna birasyīdin. kepada Firaun dan para pemuka kaumnya, tetapi justru mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun sama sekali bukanlah perintah yang benar. يَقْدُمُ قَوْمَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فَاَوْرَدَهُمُ النَّارَ ۗوَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُوْدُ Yaqdumu qaumahū yaumal-qiyāmati fa auradahumun-nāra, wa bi'sal-wirdul-maurūdu. Firaun berjalan di depan kaumnya di hari Kiamat, lalu membawa mereka masuk neraka. Itulah seburuk-buruk tempat yang dimasuki. وَاُتْبِعُوْا فِيْ هٰذِهٖ لَعْنَةً وَّيَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُوْدُ Wa utbiū fī hāżihī lanataw wa yaumal-qiyāmahti, bi'sar-rifdul-marfūdu. Mereka diikuti dengan laknat di sini dunia dan kelak di hari Kiamat. Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diserahkan. ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْقُرٰى نَقُصُّهٗ عَلَيْكَ مِنْهَا قَاۤىِٕمٌ وَّحَصِيْدٌ Żālika min ambā'il-qurā naquṣṣuhū alaika minhā qā'imuw wa ḥaṣīdun. Itu adalah sebagian berita tentang negeri-negeri yang telah dibinasakan yang Kami ceritakan kepadamu Nabi Muhammad. Di sebagian negeri-negeri itu masih berdiri peninggalan-peninggalannya dan ada pula yang telah musnah. وَمَا ظَلَمْنٰهُمْ وَلٰكِنْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فَمَآ اَغْنَتْ عَنْهُمْ اٰلِهَتُهُمُ الَّتِيْ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ لَّمَّا جَاۤءَ اَمْرُ رَبِّكَۗ وَمَا زَادُوْهُمْ غَيْرَ تَتْبِيْبٍ Wa mā ẓalamnāhum wa lākin ẓalamū anfusahum famā agnat anhum ālihatuhumul-latī yadūna min dūnillāhi min syai'il lammā jā'a amru rabbika, wa mā zādūhum gaira tatbībin. Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri. Maka, tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka sembahan yang mereka sembah selain Allah saat siksaan Tuhanmu datang. Sembahan itu tak lain justru hanya menambah kebinasaan bagi mereka. وَكَذٰلِكَ اَخْذُ رَبِّكَ اِذَآ اَخَذَ الْقُرٰى وَهِيَ ظَالِمَةٌ ۗاِنَّ اَخْذَهٗٓ اَلِيْمٌ شَدِيْدٌ Wa każālika akhżu rabbika iżā akhażal-qurā wa hiya ẓālimahtun, inna akhżahū alīmun syadīdun. Demikianlah siksaan Tuhanmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya siksaan-Nya sangat pedih lagi sangat berat. اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّمَنْ خَافَ عَذَابَ الْاٰخِرَةِ ۗذٰلِكَ يَوْمٌ مَّجْمُوْعٌۙ لَّهُ النَّاسُ وَذٰلِكَ يَوْمٌ مَّشْهُوْدٌ Inna fī żālika la'āyatal liman khāfa ażābal-ākhirahti, żālika yaumum majmūun, lahun-nāsu wa żālika yaumum masyhūdun. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut pada azab akhirat. Itu adalah hari ketika semua manusia dikumpulkan untuk dihisab dan itu adalah hari yang disaksikan oleh semua makhluk. وَمَا نُؤَخِّرُهٗٓ اِلَّا لِاَجَلٍ مَّعْدُوْدٍۗ Wa mā nu'akhkhiruhū illā li'ajalim madūdin. Kami tidak akan menundanya, kecuali sampai waktu yang sudah ditentukan. يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ اِلَّا بِاِذْنِهٖۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَّسَعِيْدٌ Yauma ya'ti lā takallamu nafsun illā bi'iżnihī, fa minhum syaqiyyuw wa saīdun. Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya. Maka, di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia. فَاَمَّا الَّذِيْنَ شَقُوْا فَفِى النَّارِ لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّشَهِيْقٌۙ Fa ammal-lażīna syaqū fa fin-nāri lahum fīhā zafīruw wa syahīqun. Adapun orang-orang yang sengsara, maka ia berada di dalam neraka. Di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih. خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ اِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيْدُ Khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā'a rabbuka, inna rabbaka faālul limā yurīdu. Mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki. ۞ وَاَمَّا الَّذِيْنَ سُعِدُوْا فَفِى الْجَنَّةِ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا مَا دَامَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ اِلَّا مَا شَاۤءَ رَبُّكَۗ عَطَاۤءً غَيْرَ مَجْذُوْذٍ Wa ammal-lażīna suidū fa fil-jannati khālidīna fīhā mā dāmatis-samāwātu wal-arḍu illā mā syā'a rabbuka, aṭā'an gaira majżūżin. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka ia berada di dalam surga. Mereka kekal di dalamnya selama masih ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain sebagai karunia yang tidak putus-putusnya. فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هٰٓؤُلَاۤءِ ۗمَا يَعْبُدُوْنَ اِلَّا كَمَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُهُمْ مِّنْ قَبْلُ ۗوَاِنَّا لَمُوَفُّوْهُمْ نَصِيْبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوْصٍ ࣖ Falā taku fī miryatim mimmā yabudu hā'ulā'i, mā yabudūna illā kamā yabudu ābā'uhum min qablu, wa innā lamuwaffūhum naṣībahum gaira manqūṣin. Maka, janganlah engkau Nabi Muhammad ragu-ragu tentang kebatilan apa yang mereka sembah. Mereka tiada lain hanya menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu. Kami pasti akan menyempurnakan balasan mereka tanpa dikurangi sedikit pun. وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ فَاخْتُلِفَ فِيْهِ ۗوَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗوَاِنَّهُمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ Wa laqad ātainā mūsal-kitāba fakhtulifa fīhi, wa lau lā kalimatun sabaqat mir rabbika laquḍiya bainahum, wa innahum lafī syakkim minhu murībin. Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan Kitab Taurat kepada Musa, lalu ia kitab itu diperselisihkan. Seandainya tidak ada ketetapan yang terdahulu dari Tuhanmu bahwa orang-orang yang mendustakan Al-Qur’an akan ditunda penyiksaannya, niscaya telah dilaksanakan hukuman di antara mereka. Sesungguhnya mereka benar-benar dalam kebimbangan dan keraguan terhadapnya. وَاِنَّ كُلًّا لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ اَعْمَالَهُمْ ۗاِنَّهٗ بِمَا يَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Wa inna kullan lammā layuwaffiyannahum rabbuka amālahum, innahū bimā yamalūna khabīrun. Sesungguhnya kepada setiap yang berselisih itu Tuhanmu pasti akan memberi balasan secara penuh atas perbuatan mereka. Sesungguhnya Dia Mahateliti terhadap apa yang mereka kerjakan. فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ Fastaqim kamā umirta wa man tāba maaka wa lā taṭgau, innahū bimā tamalūna baṣīrun. Maka, tetaplah di jalan yang benar, sebagaimana engkau Nabi Muhammad telah diperintahkan. Begitu pula orang yang bertobat bersamamu. Janganlah kamu melampaui batas! Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. وَلَا تَرْكَنُوْٓا اِلَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُۙ وَمَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ اَوْلِيَاۤءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُوْنَ Wa lā tarkanū ilal-lażīna ẓalamū fa tamassakumun-nāru, wa mā lakum min dūnillāhi min auliyā'a ṡumma lā tunṣarūna. Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim sehingga menyebabkan api neraka menyentuhmu, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗاِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ Wa aqimiṣ-ṣalāta ṭarafayin-nahāri wa zulafam minal-laili, innal-ḥasanāti yużhibnas-sayyi'āti, żālika żikrā liż-żākirīna. Dirikanlah salat pada kedua ujung hari pagi dan petang dan pada bagian-bagian malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik menghapus kesalahan-kesalahan. Itu adalah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah. وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ Waṣbir fa innallāha lā yaḍīu ajral-muḥsinīna. Bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ اُولُوْا بَقِيَّةٍ يَّنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِى الْاَرْضِ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّنْ اَنْجَيْنَا مِنْهُمْ ۚوَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ Fa lau lā kāna minal-qurūni min qablikum ulū baqiyyatiy yanhauna anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mimman anjainā minhum, wattabaal-lażīna ẓalamū mā utrifū fīhi wa kānū mujrimīna. Maka, mengapa tidak ada di antara generasi sebelum kamu sekelompok orang yang mempunyai keutamaan yang melarang berbuat kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil, yaitu orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka? Orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَ Wa mā kāna rabbuka liyuhlikal-qurā biẓulmiw wa ahluhā muṣliḥūna. Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim sedangkan penduduknya berbuat kebaikan. وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ اُمَّةً وَّاحِدَةً وَّلَا يَزَالُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَۙ Wa lau syā'a rabbuka lajaalan-nāsa ummataw wāḥidataw wa lā yazālūna mukhtalifīna. Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia akan menjadikan manusia umat yang satu. Namun, mereka senantiasa berselisih dalam urusan agama, اِلَّا مَنْ رَّحِمَ رَبُّكَ ۗوَلِذٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗوَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ Illā mar raḥima rabbuka, wa liżālika khalaqahum, wa tammat kalimatu rabbika la'amla'anna jahannama minal-jinnati wan-nāsi ajmaīna. kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanmu. Menurut kehendak-Nya itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat keputusan Tuhanmu telah tetap, “Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan pendurhaka dari kalangan jin dan manusia semuanya.” وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ Wa kullan naquṣṣu alaika min ambā'ir-rusuli mā nuṡabbitu bihī fu'ādaka wa jā'aka fī hāżihil-ḥaqqu wa mauiẓatuw wa żikrā lil-mu'minīna. Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu Nabi Muhammad, yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu. Di dalamnya telah diberikan kepadamu segala kebenaran, nasihat, dan peringatan bagi orang-orang mukmin. وَقُلْ لِّلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْۗ اِنَّا عٰمِلُوْنَۙ Wa qul lil-lażīna lā yu'minūnamalū alā makānatikum, innā āmilūna. Katakanlah Nabi Muhammad kepada orang-orang yang tidak beriman, “Berbuatlah menurut kemampuanmu. Kami pun benar-benar akan berbuat seperti demikian وَانْتَظِرُوْاۚ اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ Wantaẓirū innā muntaẓirūna. dan tunggulah. Sesungguhnya kami pun menunggu.” وَلِلّٰهِ غَيْبُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاِلَيْهِ يُرْجَعُ الْاَمْرُ كُلُّهٗ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurjaul-amru kulluhū fabudhu wa tawakkal alaihi, wa mā rabbuka bigāfilin ammā tamalūna. Milik Allahlah pengetahuan tentang yang gaib di langit dan di bumi. Kepada-Nyalah segala urusan dikembalikan. Maka, sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. Tuhanmu tidak akan lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. فَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Arab-Latin Fastaqim kamā umirta wa man tāba ma'aka wa lā taṭgau, innahụ bimā ta'malụna baṣīrArtinya Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Hud 111 ✵ Hud 113 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Mendalam Tentang Surat Hud Ayat 112 Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 112 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati bermacam penjabaran dari banyak pakar tafsir terkait isi surat Hud ayat 112, sebagiannya sebagaimana tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaMaka tetaplah kamu lurus Wahai Rasul, sebagaimana Tuhanmu memetintahkanmu dan orang-orang yang bertabaut bersamamu, dan janganlah kalian berbuat melampaui batas yang telah Allah tentukan kepada kalian. Sesungguhnya Tuhan kalian Maha Melihat semua perbuatan yang kalian lakukan seluruhnya, tidak ada yang tersembunyi bagiNya dari segala sesuatu dari perbuatan mereka, dan Dia akan memebiri balasan kepada kalian atas perbuatan-perbuatan tersebut.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram112. Maka tetaplah engkau -wahai Rasul- tegak seperti yang Allah perintahkan kepadamu. Maka jalankanlah perintah-perintah-Nya dan jauhilah larangan-larangan-Nya. Pun hendaknya orang-orang mukmin yang bertobat tetap mengikuti perintah Allah bersamamu dan tidak melampaui batas, berupa melakukan perbuatan maksiat. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka perbuat. Tidak ada satupun amal perbuatan mereka yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan Dia akan memberikan balasan yang setimpal kepada kalian.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah112. Jika kamu telah menemukan jalan yang benar, maka beristiqamahlah bersama orang-orang yang bertaubat denganmu di atas agama Allah sesuai dengan perintah-Nya; dan janganlah kalian berbuat zalim sebagaimana kaum-kaum sebelum kalian, sehingga mereka berpaling dari jalan yang lurus, dan terjerumus ke dalam kelalaian atau sifat berlebih-lebihan. Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat amal perbuatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah112. فَاسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu Yakni sebagaimana Allah telah memerintahkanmu. Sehingga masuk didalamnya semua yang diperintahkan dan dilarang-Nya. وَمَن تَابَ مَعَكَdan juga orang yang telah taubat beserta kamu Yakni agar orang-orang yang bertaubat bersamamu juga tetap berada dalam jalan yang benar. Betapa agung ayat ini dan betapa berat perintah yang ada didalamnya, kerena beristiqamah sebagaimana yang diperitahkan Allah tidak akan tercapai kecuali oleh jiwa yang bersih. وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ dan janganlah kamu melampaui batas Makna الطغيان yakni melampaui batas. Yakni janganlah kalian melampaui batas dengan berbuat kemaksiatan. إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌSesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan Yang akan membalas kalian sesuai dengan haknya.📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia1 . Tadabburilah ayat ini dengan penuh seksama { فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ } "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu" agar jelas bagimu bahwa diantara kesempurnaan istiqomah adalah keberadaanmu diatas apa yang sesuai dengan yang diperintahkan kepadamu, dan bukan yang nampak baik di dalam benakmu, karena tekadang hakikat istiqomah itu hanya dengan berpaling kepada kebenaran, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim yang lurus; yakni berpaling kepada kebenaran. dan perlu anda fahamil bahwa apa yang dapat membawamu kepada kesesatan bisa benar di sisi orang-orang yang berakal buruk. 2 . Perhatikan, kenapa ayat ini memberikan konteks yang melarang untuk berbuat sesuatu yang melampaui batas, dan tidak melarang dari hal yang mengurangi amalan? karena ijtihad dalam istiqomah dapat menimbulkan sikap keras terhadap diri sendiri dan juga kepada orang lain. bahkan bisa sampai kepada derajat berlebihan, dan semua ini adalah hal yang melampaui batas.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah112. Tetaplah beristiqamah wahai Nabi untuk mengerjakan perintah Tuhanmu dan berdakwa kepadaNya. Teruslah beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan dan dilarang Tuhan. Sebaiknya orang yang bertaubat di sisimu itu beristiqamah untuk menjauhi kesyirikan, tetap mengimani risalahmu dan tetap mengerjakan petunjukmu. Serta janganlah kalian melampaui batas dalam menunaikan perintah dan menjauhi larangan. Maknanya janganlah kalian berbuat kemaksiatan. Sesungguhnya Allah SWT Maha Melihat amal kalian dan akan membalas kalian sesuai amal tersebutMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahMaka tetaplah} maka tetaplah berpegang pada Islam {sebagaimana kamu telah diperintahkan, juga orang yang bertaubat bersamamu. Janganlah melampaui batas} Janganlah melalui batas ketentuan Allah {Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H112 manakala Allah mengabarkan tidak istiqamahnya mereka yang menjadi penyebab perselisihan dan perpecahan mereka, maka Allah memerintahkan nabiNya, dan orang orang mukmin yang bersamanya agar beristiqamah sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka, maka mereka meniti syariat syariat yang telah Allah syariatkan, meyakini akidah akidah yang benar yang dikabarkan oleh Allah, tidak menyimpang dari hal tersebut ke kanan atau kekiri dan hendaknya mereka selalu begitu, tidak melampaui batas dari istiqamah yang telah diletakan oleh Allah. firmanNya ”sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” tidak sedikitpun dari amalmu yang samar bagiNya, Dia akan membalasmu atasnya. Ayat ini mengandung dorongan untuk beristiqamah dan melarang sebaliknya.📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid NabawiMakna kata فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ fastaqim kamaa umirta di atas perintah dan larangan, sebagaimana engkau diperintahkan, tanpa adanya pengurangan. وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ walaa tathghau janganlah engkau melanggar hukum-hukum Allah. Makna ayat Firman-Nya فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ oleh karena itu, istiqamah lah engkau dan orang-orang beriman bersamamu seperti yang diperintahkan oleh Rabb mu dalam kitab-Nya, berkeyakinan lah dengan keyakinan yang benar, beramal salehlah, tinggalkan kebatilan, jauhi amal-amal buruk, sehingga balasan untuk kalian adalah balasan yang baik pada hari kiamat nanti. Firman-Nya وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ janganlah kalian melampaui batas yang telah digariskan baik dalam masalah aqidah, perkataan, dan amal. Firman-Nya إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ “Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan.”, peringatan dari perbuatan melampaui batas, serta ancaman bagi orang-orang yang melenceng dari manhaj yang lurus. Pelajaran dari ayat • Wajibnya istiqamah di atas agama Allah dari segi aqidah, ibadah, hukum, dan adab. • Haramnya ghuluw berlebih-lebihan dan melampaui batas yang Allah gariskan dalam dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Hud ayat 112 Yakni tetap mengerjakan perintah Tuhanmu, jangan malas mengerjakannya atau meremehkannya, dan tetaplah mengajak manusia kepadanya meskipun banyak yang mendustakan. Yakni melewati batasan-batasan Allah, atau melewati aturan. Dalam ayat ini terdapat perintah agar berjalan di atas Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak menambah-nambah atau berbuat bid’ah dalam agama. Oleh karena itu, Dia akan memberikan balasan terhadapnya.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 112Setelah diuraikan tentang keberadaan umat terdahulu yang ragu dan berselisih terhadap ajaran nabinya, maka pada ayat ini Allah memperingatkan kepada nabi dan umatnya agar konsisten terhadap ajaran yang benar. Maka tetaplah engkau wahai nabi Muhammad, tetap teguh dan konsisten dalam melaksanakan perintah Allah dan menyeru ke jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga orang yang bertobat bersamamu dari perbuatan syirik dan dosa, dan janganlah kamu melampaui batas terhadap perintah dan larangan-Nya. Sungguh, dia maha melihat apa yang kamu kerjakan kemudian akan memberikan balasan atas perbuatan yang kamu kerjakan. Dan selain itu, janganlah kamu menjadi lemah semangat, sehingga cenderung tunduk atau loyal kepada orang yang zalim yang tingkah laku mereka melampaui batas, merampas hak orang lain, atau menghalalkan segala macam cara yang dilarang oleh agama. Jika kamu loyal atau mengikuti tingkah laku orang-orang zalim tersebut, maka perbuatan itu akan menyebabkan kamu ditimpa api neraka bersama dengan mereka, sedangkan kamu tidak mempunyai seorang penolong pun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan untuk menghindar dari azab itu. Tidak ada yang kuasa mendatangkan manfaat selain Allah, dan tidak ada yang bisa menolak kemudaratan selain dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah variasi penafsiran dari banyak ulama tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Hud ayat 112 arab-latin dan artinya, semoga menambah kebaikan bagi kita. Dukung dakwah kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan Yang Terbanyak Dicari Kaji banyak konten yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat Al-Kahfi 1-10, An-Naziat, Yusuf, Az-Zumar 53, Quraisy, Al-Ashr. Juga Bismillah, Al-Lahab, An-Nisa 59, Al-Qari’ah, Al-Ma’idah 3, An-Nashr. Al-Kahfi 1-10An-NaziatYusufAz-Zumar 53QuraisyAl-AshrBismillahAl-LahabAn-Nisa 59Al-Qari’ahAl-Ma’idah 3An-Nashr Pencarian surah al isra ayat 29-30 beserta terjemahan, qs al jatsiyah, terjemahan qs ali imran ayat 190-191, arti surat al kautsar ayat 3, al kautsar ayat 2 arab Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah

surat al hud latin