Berikutisi lengkap surat Baiq Nuril untuk Presiden Jokowi: Yth. Presiden Republik Indonesia Bapak Ir. H. Joko Widodo Di Istana Kepresidenan Jalan Veteran No. 16-18 Jakarta Assalamu'alaikum, Wr, Wb. Bapak Presiden, ijinkan saya pertama-tama memperkenalkan diri. Nama saya Baiq Nuril Maknun. Saya rakyat Indonesia, hanya lulusan SMA. LOMBOKBARAT, KOMPAS.com- Angka penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat) kini telah memasuki nol kasus dari yang semula 16.588 kasus.. Data tersebut disampaikan dalam rapat evaluasi Posko Ops Aman Nusa II Lombok Barat, Jumat (5/8/2022). Baca juga: 13.000 Sapi Suspek PMK di Probolinggo, Ada Peternak Tolak Sapinya Divaksin Kegiatankampanye #ayomenulis yang melibatkan ribuan anak dari belasan Sekolah Dasar ini mengusung tema 'Menulis Surat untuk Presiden RI'. Di Kabupaten Sumbawa, Kecamatan Empang, sedikitnya seribu anak dilatih menulis surat untuk berani bertutur dan mengutarakan gagasan pada sebuah tulisan serta melatih kesabaran. Sumber : Suara Lombok Kegiatantersebut dilaksanakan untuk menindaklanjuti arahan presiden tentang percepatan penurunan stunting dengan target 14 persen di tahun 2024 mendatang. Wakil Bupati Lombok Barat, Sumiatun menyampaikan bahwa sesuai data prevalensi balita stunting di Kabupaten Lombok Barat dari tahun ke tahun terus menunjukkan perbaikan. "Riskesdas tahun 2007 Kepadabpk presiden RI Saya bukan pendukungmu, bahkan sy pembencimu. Sy tak rela engkau kembali jadi presiden. Bukan karna harga2 pada mahal spt kata orang, toh kami masih pada mampu untuk belanja, padahal kami bukan orang mampu. Sy menolakmu karna masalah idiologi, masalah kapasitasmu dan semua predikat tentangmu spt yg sy yakini selama ini. Maka ketika gempa menimpa kami, dan engkau datang berku Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Jakarta,- Sebuah surat terbuka dari warga korban gempa Lombok, NTB beredar di media sosial. Surat tersebut berisi pengakuan dan pengalaman warga korban gempa Lombok ketika Presiden Joko Widodo terjun langsung menghibur dan memimpin tim penanganan korban Gempa beberapa hari lalu. Berikut isi surat terbuka warga korban gempa Lombok, NTB yang disebarkan melalui media sosial Kepada bpk presiden RI Saya bukan pendukungmu, bahkan sy pembencimu. Sy tak rela engkau kembali jadi presiden. Â Bukan karna harga2 pada mahal spt kata orang, toh kami masih pada mampu untuk belanja, padahal kami bukan orang mampu. Sy menolakmu karna masalah idiologi, masalah kapasitasmu dan semua predikat tentangmu spt yg sy yakini selama ini. Maka ketika gempa menimpa kami, dan engkau datang berkunjung. Sy tetap tdk respek. Toh itu tugasmu pak presiden. Maka ketika engkau datang ke Lombok Utara dan masyarakat pada menyambutmu, sy diam saja dan hanya melihatmu dari jauh dgn rasa sinis. Bahkan sy melarang anak istri untuk ikut larut dlm euforia kegembiraan menyambutmu. Padahal sy lihat istri sy pengen juga mendekat, ikut salaman bahkan berfoto2 spt yg dilakukan masyarakat lainnya. Sampai datang waktu sholat. Kulihat bapak presiden tetap ingin sholat jamaah bersama kami walau diingatkan sarana yg tdk memungkinkan. Dgn tenang bpk presiden menuju gentong biru tempat penampungan air untuk berwudhu. Sangat hati2 dan memakai air sedikit sekali, mungkin karna tahu air bersih sulit kami dapatkan. Dan agar jamaah lainnya tetap kebagian air untuk berwudhu. Lalu menyilahkan orang lain berwudhu di tempat itu. Sampai pada saat sholat sy masih mencari2 kesalahannya. Bacaannya standar2 saja spt imam lainnya. Orang2pun bersalaman dgn bpk presiden tanpa canggung. Tapi sy tetap menjauh dan tdk peduli. Ketika bapak presiden ikut tidur di tenda, sy diam2 mulai memperhatikannya. Sosok yg mungkin sudah letih malam itu, tetap tampil penuh perhatian, menyapa rakyatnya dan berdiskusi pendek entah apa yg ditanyakan. Tubuh pemimpin itu rela merebahkan tubuhnya di bawa tenda beralaskan karpet di lapangan sepak bola ini dgn kondisi yg sangat memprihatinkan. Sejak tidur ditenda ini. Sy tdk pernah pulas, selalu was was dan terbangun begitu mendengar bunyi apapun. Khawatir dgn gempa susulan, khawatir dgn semua kemungkinan buruk yg siap menimpa kami. Tapi malam ini, alampun seperti diam memberi kenyamanan untuk kami beristirahat. Begitu syahdu, begitu damai perasaan keluarga sy. Baru kali ini sy pulas tertidur seperti ada seseorang yg melindungi kami, menjaga istirahat kami, berada ditengah2 kami seperti rakyat lainnya. Sebelum tertidur, sy masih melihat dari jauh sosok pemimpin itu terbangun duduk mengitari pandangannya melihat dgn seksama pada rakyatnya yg bergelimpangan diatas tikar. Bapak presiden ikut merebahkan badannya, ikut bersama kami merasakan dinginnya malam. Malam ini begitu damai dan tenang. Bahkan suara tangis anak2 yg biasanya berisik malam ini tdk terdengar. Anak sy juga tidak rewel. Malam yg begitu tenang. Seakan tidur kami di nina bobokkan oleh seorang ayah pada anak2nya. Ya, seorang presiden pada rakyatnya. Sewaktu bapak presiden pamit untuk melanjutkan perjalanannya, barulah sy mendekat untuk ikut menjabat tangan itu. Dgn lirih sy ucapkan terimakasih dan kata maaf yg mungkin tdk dimengerti oleh bapak presiden. Dalam hati sy memohon pada sang khalik, maafkan hambamu yg sangat kejam membenci pemimpinnya ini. Kulihat ketulusan pada wajah kurusnya, kulihat keteduhan pada matanya. Kulihat senyum tipisnya yg ikhlas sambil menjabat tangan sy. Ingin rasanya memeluk tubuh kurus yg keletihan itu sambil memohon maaf, ampun atas kesalahan2 yg kulakukan. Tapi sy hanya bisa berkata pelan ” maafkan sy pak.” Hanya itu yg keluar dari mulut sy, karna bapak presiden dgn cepat menjabat tangan2 yg lain. Sy melihat punggung itu menjauh ditemani bapak gubernur kami TGB. Sosok pemimpin2 yg baru saja memperlihatkan jatidirinya, tabiat dan karakternya, bukan pencitraan spt yg selama ini sy tuduhkan… Maafkan sy bapak presiden. Maafkan rakyatmu yg tdk tahu diri, yg hanya mengenalmu dari opini2 dan sosial media. Walau sy masih bersyukur, masih sempat meminta maaf sebelum ajal menjemput dan mempertanggung jawabkan semua dosa2 sy terhadap sang ulil amry kepada sang Khalik Allah SWT… Tanjung, Lombok Utara. Agustus 2018 Muh. K. Anwar Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Surat Untuk Preside Kpd. Yth. Presiden Republik Indonesia Di Istana NegaraPresiden Jokowi yang terhormat, Tidak dapat dipungkiri bahwa peran kami para Petani sangat vital untuk perekonomian Indonesia. Tanpa panen kami, setiap orang bahkan Presidenpun tidak akan pernah merasakan yang namanya sesuap nasi dan bahan pangan lainnya. Tanpa panen kami, para buruh tani yang juga tetangga kami tidak akan pernah bisa menghidupi anak istrinya, karna sehari – hari mereka bekerja kepada Jokowi yang terhormat, saat ini kami merasa resah karna tembakau kami sudah kering dan siap dipasok ke pabrik rokok. Tapi tidak ada satupun pabrik rokok yang belum mau menerima tembakau kami karna alasan tembakau kami tercemar oleh abu vulkanik gunung raung. Lalu harus kami kemanakan tembakau kami yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Haruskah berakhir seperti Tomat dan Lombok kami terdahulu yang hanya berakhir di kali pembuangan karna sekalipun dijual tidak akan pernah cukup untuk membayar pemetik tomat dan Lombok Jokowi yang terhormat, dalam hal ini kami merasa di-anak tirikan dengan buruh dan karyawan pabrik yang mayoritas dari mereka adalah kaum intelektual. Mereka menuntut UMR dinaikkan, beberapa hari berselang UMR langsung dinaikkan. Ingin rasanya kami berorasi seperti seperti mereka untuk menuntut harga minimum untuk hasil panen kami agar hasil panen kami tidak berakhir di kali pembuangan , tapi kami hanya orang bodoh yang tidak lulus SD yang tidak tau cara berorasi. Para Sarjana anak – anak kami lebih memilih bekerja ditempat Indor dan ber-AC. Alasan mereka Menjadi Petani itu tiak menjamin masa depan mereka. Presiden Jokowi yang terhormat, Indonesia tidak akan penah Berdikari dibidang Ekonomi selama masih Impor pangan. Kami akan bekerja keras memenuhi kuota pangan Indonesia. Cuma satu permintaan kami, Tentutakan Batas minimum untuk harga hasil panen kami. Ulut, walang sangit dan wereng biarlah menjadi urusan surut terbuka dari saya, semoga menjadi masukan kecil untuk anda dalam mentukan arah perekonomian Negara Kita tercinta Republik Saya, Lihat Money Selengkapnya Menko Polhukam Mahfud MD. Jakarta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Menko Polhukam Mahfud MD enggan berkomentar banyak ihwal surat terbuka dari pakar hukum tata negara Denny Indrayana. Surat itu terkait desakan agar Presiden Joko Widodo Jokowi dimakzulkan dari jabatannya. "Gak menarik untuk dibahas," ujar Mahfud ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 9 Juni 2023. Mahfud menilai tidak ada hal yang urgen untuk memakzulkan Presiden Jokowi. Sehingga, pernyataan mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Wamenkumham tidak perlu ditanggapi lebih jauh. Sebelumnya, Denny menyurati pimpinan DPR. Denny menilai Presiden Jokowi sudah layak untuk dimakzulkan. "Saya berpendapat, Presiden Joko Widodo sudah layak menjalani proses pemeriksaan impeachment pemakzulan karena sikap tidak netralnya alias cawe-cawe dalam Pilpres 2024," kata Denny Indrayana sebagaimana dalam surat terbuka yang juga diunggah di akun twitternya, Rabu, 7 Juni 2023. Denny berharap DPR menggunakan hak angket untuk menyelidiki dugaan keterlibatan Presiden Jokowi dalam penentuan nasib kandidat tertentu di Pilpres 2024. Jokowi dinilai menggunakan sistem hukum untuk menjegal Anies Baswedan maju dalam Pemilihan Presiden Pilpres 2024. "Dalam pandangan saya patut diselidiki oleh DPR melalui hak angket. Satu, Presiden Jokowi menggunakan kekuasaan dan sistem hukum untuk menghalangi Anies Baswedan menjadi calon presiden," ujar Denny Indrayana. - Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyampaikan surat terbuka. Surat terbuka itu dialamatkan Fahri Hamzah kepada Presiden Joko Widodo Jokowi dan pimpinan lembaga tinggi negara. Surat terbuka tersebut merupakan perwujudan dari kegelisahan mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut terhadap kondisi kebangsaan hari ini. Berikut isi surat terbuka yang ditulis Fahri Hamzah melalui akun twitter pribadinya fahrihamzah denga tagar Selamatkan2024 Baca juga Fahri Hamzah Sentil Kunjungan Lebaran Prabowo ke Jokowi dan Megawati, Ini Isi Cuitannya Baca juga Prabowo Ziarah ke Makam Gus Dur, Kenang Momen Gus Dur Sebut Prabowo Akan Jadi Presiden di Usia Tua **** Sebenarnya saya ingin menulis surat terbuka kepada para pemimpin negeri ini khususnya kepada para pemimpin lembaga-lembaga tinggi negara; Presiden Joko Widodo Jokowi jokowi dan jajaran eksekutif, ketua DPR_RI dan jajaran legislatif serta ketua MK officialMKRI jajaran yudikatif. Sebuah pesan penting harus kita sampaikan kepada elit kita sekarang juga sebelum terlambat. Saya bingung karena terlalu banyak judul yg ingin saya tuliskan, Karena terlalu banyak yang ingin saya katakan, menjadi terlalu banyak hestek yang ingin saya tuliskan Selamatkan2024. Saya tulis Selamatkan2024 sebagai titik tolak, Karena banyak hal yg harus kita jernihkan dari begitu banyak hal prinsipil dlm sistem politik dan ketatanegaraan kita, yg kekeliruan dan kesalahan di dalamnya telah melahirkan efek buruk berantai dlm penyelenggaraan pemerintahan. Kesalahan dan kekeliruan tersebut tampak dilakukan pembiaran tanpa ada upaya memikirkan ulang secara filosofis dan mendalam untuk dijernihkan. Atau jika itu bukan merupakan pembenaran, maka Mungkin kita bisa katakan semacam kekeliruan umum. Seperti jika di sebuah negara ada yang disebut dengan common good atau kebaikan umum maka ada juga keburukan umum seperti yang kita hadapi sekarang. Salah satu bukti keburukannya adalah karena kita sudah tidak sadar bahwa itu salah dan buruk. Dan Tiba tiba saya menghendaki dan menginginkan dengan sangat bahwa sebaiknya presiden, ketua DPR dan ketua MK-lah yang harus menjernihkan masalah ini. Atau jika tidak bisa kepada orang lain maka 1 orang presiden jokowi dan wakilnya Kiyai_MarufAmin bisa mewakilinya. Harapan kepada pak Jokowi begitu tinggi karena beliau juga lah yg harus diselamatkan dari akhir yg kurang baik akibat anomali politik yg sumbernya sangat fundamental, yaitu terkait terciptanya ruang transaksi gelap dlm mendapatkan mandat kekuasaan yg berasal dari suara rakyat. Ini tentang pemilu, sebagai titik berangkat yang saya maksud. Saya merasa bahwa jika pemerintah tidak bisa memperbaiki keseluruhan kualitas demokrasi dan sistem politik kita, maka paling tidak kita berharap pemerintah bisa berkontribusi dalam memperbaiki sistem Pemilu kita. Pemilu adalah asal muasal legitimasi dan legalitas kekuasaan dari seluruh penyelenggaraan pemerintahan di semua sektor kehidupan. Tanpa pemilu tidak ada hak sekelompok orang mendapatkan kekuasaan untuk mengatur kehidupan orang lain. Pemilu adalah awal kita Selamatkan2024. Maka yang bisa kita perbaiki sekarang adalah kesalahan fatal yang menggabungkan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, di mana syarat pencalonan presiden datang dari mandat suara rakyat yang berasal dari Pemilu 5 tahun sebelumnya. Coba kita renungkan dalam sampai di sini. Pasal 2 UUD 1945 "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD". Maka, suara rakyatlah sumber kekuasaan dlm negara demokrasi, yg suara rakyat itu harus terus diminta melalui pemilu atau rakyat harus terus memberikan mandat kuasanya terbatas dlm 5 thn sekali. Dengan diselenggarakannya pemilu legislatif dan pilpres secara serentak di waktu yang sama di satu sisi, dan di sisi yang lain syarat Capres/Cawapres dlm Pilres harus mendapatkan mandat 20 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Judul Buku Misi/Sipi Antologi Naskah DramaNaskah 4 Surat Untuk PresidenPenulis Naskah Rizka Miftahul Jannah dan Umi LailatikaPenerbit Jagat AbjadTokoh Bontot, Babe, Nyak, Ridwan, Saidi, Fitri, Lela, Anak 1, Anak 2, Anak 3Buku yang berjudul Misi/Sipi ini merupakan kumpulan dari beberapa antologinaskah drama. Yang ditulis oleh Alana Kara, Silfia Rahman, Indy Alya Putri dan DesiNurjanah, Rizka Miftahul Jannah dan Umi Lailatika, Anita Desi Ratnasari, Alfia SyahraAyu Prilidiningrum, Makna Nur Makrifah. Naskah drama yang berjudul “Surat UntukPresiden” merupakan salah satu naskah yang ada di buku Misi/Sipi yang ditulis olehRizka Miftahul Jannah dan Umi Lailatika. Di dalam naskah drama tersebutmenceritakan beberapa tokoh seperti Bontot, Babe, Nyak, Ridwan, Saidi, Fitri, Lela,Anak 1, Anak 2, dan Anak 3 yang prihatin dengan keadaan negara saat ini, karenasegala keperluan serba meningkat seperti harga BBM, listrik dan kebutuhan yanglainnya. Selain itu, kekhawatiran mereka juga terpaut terhadap maraknya kasus korupsi,narkoba, perjudian, minum-minuman keras yang semakin merajalela. Pada awalnyaBabe beranggapan bahwa hal-hal tersebut tidak usah diambil pusing, karena itumerupakan urusan negara dan membiarkan semua negara yang mengatur. Namun, Nyakmemberikan penjelasan bahwa urusan negara juga urusan rakyat karena bagaimanapunrakyat juga ikut merasakannya. Lalu mulailah muncul pemikiran dari Bontot untukmengirim surat ke presiden dalam hal keluh kesah sebagai rakyat. Setelah surat dikirimmaka Bontot berharap surat kirimannya tersebut mendapat balasan, Bontot gelisah akansurat yang dikirimnya tersebut akankah dibalas atau tidak. Setelah menunggu cukuplama surat balasannya pun tiba, sontak semuanya berkumpul dan ingin tahu apa isi surattersebut. Saat surat tersebut dibuka dan dibaca ternyata surat tersebut berisi ungkapan“Rajin-rajinlah belajar ....................”.Di dalam buku ini khususnya pada naskah ke-empat yang berjudul surat untukpresiden terdapat beberapa kalimat yang menurut saya bagus dan menarik diantaranya.“Sejumlah pulau di Indonesia dipasarin ame orang Inggris. Sebenernye, ni negeri punye siape sih?” kata Ridwan. “Korupsi merajalela, narkoba merajalela, minuman kerasmerajalela dan perjudian juga merajalela. Kemaksiatan ude merajalela emang hebat ye, ngga bisa dibrantas.” kata Fitri. “Die bukan pade ngebante,tapi ngeluarin pendapet, itu tandanye anak-anak ude pinter-pinter. Kite orang tue mestidengerin juga pendapetnye anak-anak.” kata Nyak. “Kite bukannye kurang ajar, berusahe ikut urun rembug ame persoalan yang ade. Sekarang kan zamannyereformasi. Jadi, siape aje boleh ngomong buat kebaikan bersame.” kata Bontot. “Sekolejangan mahal-mahal, kalo perlu gratis. Tapi bener-bener yang gratis. Jangan cuminsemboyan doing sekole gratis, tapi tetep aje bayar. Barang-barang jangan dinaikin perlu diturunin semure-murenye. Kalo mau buat keputusan, rujukannye orang-orang desa, yang idupnye kembang kempis, jangan cumin ngelihat segelintir orang koteyang idupnye ude seneng.” kata Bontot. “Die pemimpin mase depan, bang. Pemimpin tuemang kudu disiapin dari kecil. Jangan ude bangkotan baru ade niat mau jadi begitu sih, niatnye bias sale kaprah. Bukannya ngebela rakyat, malah ngegerogotinduit rakyat.” kata Nyak. Mengapa kalimat-kalimat tersebut bagus dan menarik, karenamenurut saya kalimat-kalimat tersebut merupakan sebuah gambaran nyata dari keadaannegara ini. Selain itu, kalimat-kalimat tersebut termasuk ke dalam opini rakyat negaraini yang gelisah akan keadaan negara yang semakin hari semakin tidak karuan danhanya mementingkan kelompok tertentu saja. Setiap karya pasti memiliki penilaian tersendiri di mata para pecinta danpenikmat karya tersebut, tak terkecuali karya yang dihasilkan oleh penulis-penulis yangikut andil dalam menghasilkan buku yang yang berjudul Misi/Sipi yang di dalamnyaberisikan antologi dari beberapa naskah-naskah drama. Penilaian tersebut dapat berupakelebihan maupun kekurangan dari buku tersebut. Adapun yang membuatnya menarikyakni memiliki beberapa kelebihan seperti alur cerita yang disajikan dalam naskah dibuku tersebut sangat inspiratif dan membawa pembaca untuk berimajinasimenggambarkan percakapan dalam naskah tersebut, untuk cover dan jenis kertas yangdigunakan juga saya suka. Namun kekurangan dari buku tersebut adalah gambarancover pada buku yang kurang menarik dan terkesan menyeramkan, adapun kekuranganlainnya adalah akhir cerita yang tidak diceritakan secara utuh. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

surat dari lombok untuk presiden